Taufiq Rahman Founder Bamboo Studio by Parker
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2010 Taufiq memiliki keinginan mencari perbedaan dari produk kaus kaki miliknya yang pada dasarnya berbahan serat katun, setelah itu Taufiq mencari bahan lain dengan melakukan pencarian melalui internet dengan melihat beberapa jurnal – jurnal terkait serat alam dan ditemukan serat bambu yang sudah lazim digunakan untuk bahan produk pakaian di luar negeri. Dari situ Taufiq memiliki suatu ketertarikan terhadap serat bambu sehingga Taufiq melakukan pengembangan dengan riset lebih dalam mengenai serat bambu, dan menemukan suatu manfaat dari serat bambu jika dijadikan bahan untuk suatu produk pakaian, yaitu memiliki kandungan organik berupa zat pennyquinone yang dapat membunuh kuman dan bakteri, sehingga produk serat bambu tidak hanya memiliki fungsi sebagai pakaian tetapi juga memiliki manfaat bagi kulit dan juga produk yang ramah lingkungan. Maka dari situlah awal mula Taufiq memutuskan untuk membuat produk pakaian berbahan serat bambu.
Pada awal mula usaha Bamboo Studio by Parker, Taufiq kerap mengimpor benang bambu langsung dari Cina, karena untuk memproduksi benang ataupun serat bambu di Indonesia sangat jarang ada perusahaan yang memproduksinya dikarenakan alat untuk mengubah bambu menjadi serat bambu itu sangat mahal, sehingga untuk membuat produk serat bambu Taufiq harus mengimpor bahan tersebut dari Cina. Namun setelah beberapa tahun kemudian kini Bamboo Studio by Parker hanya mengimpor serat bambu saja karena selain mengimpor benang bambu langsung dari Cina harganya lebih mahal maka setelah beberapa tahun kemudian mencoba untuk hanya mengimpor bahan dasar nya saja yaitu serat bambu dan mencoba untuk memintal serat bambu tersebut oleh sendiri dengan menggunakan alat yang dimiliki , agar dapat diubah menjadi benang sehingga nantinya benang tersebut akan dilakukan perajutan untuk dapat dijadikan suatu kain yang nantinya akan dibentuk menjadi beberapa produk pakaian seperti baju kaus, sweter, kaus kaki, dan sepatu.
Awal memproduksi produk berbahan serat bambu, Taufiq memproduksi kaus kaki terlebih dahulu dengan skala kecil dengan melakukan sistem maklun atau kegiatan manufaktur suatu produk oleh sebuah perusahaan untuk memenuhi permintaan suatu konsumen atau pihak lain, dengan beberapa karyawannya yang membantu. Karena mengutamakan kualitas dan permintaan terus meningkat, dari maklun Taufiq mulai membeli mesin jahit sendiri dengan menggunakan uang pesangon yang Taufiq miliki sebesar 40 juta, untuk modal awal karena untuk produksi dalam jumlah kecil maklun membantu tetapi karena jumlah pesanan semakin meningkat, tidak lagi meneruskan sistem maklun karena Taufiq ingin menjaga kualitas dan ketepatan waktu. Pada tahun awal peluncuran produk pertama kaus kaki berbahan serat bambu milik Bamboo Studio by Parker ini tidak begitu saja diterima oleh pasar, karena selain harga yang diberikan cukup berbeda dari kaus kaki yang beredar di pasaran dan juga masyarakat masih belum mengetahui betul manfaat dari kaus kaki serat bambu tersebut, sehingga butuh dua tahun untuk Taufiq membuat kaus kaki serat bambu tersebut laku.
Belajar dari kegagalan pada tahun sebelumnya Taufiq pada tahun 2012 mulai mencoba strategi pemasaran baru dengan cara mengikut sertakan produknya dalam berbagai pameran, sehingga strategi ini dapat berhasil mengangkat produk kaus kaki serat bambu. Setelah berhasil memasarkan produk kaus kaki dari serat bambu Taufiq mulai mengembangkan beberapa produk berbahan serat bambu lainnya seperti sepatu, baju kaus, dan sweater, dari semua produk serat bambu tersebut maka terbentuklah brand bernama Parker.
Pameran ITCF 2013 Jakarta